SIGI, SIRANINDI – Dewan Kesenian Sigi (DKS) menyatakan kesiapan penuh dalam menyelenggarakan Festival Danau Lindu (FDL), sebuah ajang budaya dan pariwisata yang diharapkan menjadi magnet baru bagi wisata dan pelestarian tradisi di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi.
Ketua DKS, Akbar, menegaskan bahwa sebagai mitra resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, pihaknya siap seratus persen menjalankan tanggung jawab sebagai penyelenggara FDL.
“Kami dari Dewan Kesenian Sigi siap 100 persen untuk melaksanakan Festival Danau Lindu. Kami sudah memulai koordinasi, brainstorming, dan rapat dengan pihak pemerintah desa serta tokoh-tokoh muda yang ada di Kecamatan Lindu,” ungkap Akbar, Sabtu (14/6/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa sambutan masyarakat sangat positif terhadap rencana penyelenggaraan festival ini. Tak hanya itu, antusiasme juga datang dari pemerintah desa dan kalangan pemuda yang secara sukarela menawarkan bantuan tenaga.
“Pemerintah desa bersama para pemuda bahkan menawarkan 20 orang dari setiap desa untuk turut serta menyukseskan Festival Danau Lindu. Baik laki-laki maupun perempuan menyatakan siap ambil bagian dalam kegiatan ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Akbar menekankan bahwa penyelenggaraan FDL kali ini akan mengedepankan partisipasi masyarakat lokal secara aktif dan setara. Ia menanggapi keluhan dari warga Kecamatan Lindu yang pada masa lalu merasa terpinggirkan dalam acara serupa.
“Sebelumnya masyarakat Lindu merasa kurang dilibatkan. Bahkan pernah muncul inisiatif dari warga untuk mengadakan festival tandingan karena merasa hanya jadi penonton di wilayah mereka sendiri,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan bahwa model kepanitiaan FDL ke depan akan dibentuk secara inklusif dan kolektif, tanpa ada panitia yang berdiri sendiri atau eksklusif.
“Panitia yang dibentuk bukan hanya berasal dari luar, tetapi merupakan panitia kabupaten yang melibatkan langsung masyarakat Lindu sebagai anggota. Tidak ada yang bekerja sendiri, semua harus kolaboratif,” kata Akbar.
Untuk menambah daya tarik pengunjung, DKS juga tengah menyiapkan area camping ground atau bumi perkemahan di sekitar Danau Lindu. Fasilitas ini diharapkan bisa menarik pengunjung dari berbagai kalangan, khususnya para pecinta alam dan hobi berkemah.
“Camping ground bukan hanya disiapkan untuk menunjang Festival Danau Lindu, tapi juga akan terus tersedia setelah festival selesai. Ini kami siapkan sebagai fasilitas jangka panjang untuk menunjang pariwisata Lindu ke depan,” ungkap Akbar.
Penyediaan camping ground ini dianggap penting untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih dekat dengan alam sekaligus mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui ekowisata berkelanjutan.
Festival Danau Lindu sendiri dirancang sebagai ruang apresiasi budaya yang menggabungkan seni tradisional, potensi wisata alam, serta kekuatan komunitas lokal. DKS berharap, FDL akan menjadi salah satu ikon budaya tahunan yang dinantikan masyarakat dan wisatawan.
“Inti dari FDL bukan hanya hiburan, tapi soal bagaimana kita memperkuat identitas budaya, memberdayakan masyarakat, dan memperkenalkan Lindu sebagai destinasi unggulan di Sulawesi Tengah,” pungkas Akbar.
Dengan kolaborasi antara Dewan Kesenian Sigi, pemerintah desa, tokoh pemuda, dan masyarakat Lindu, Festival Danau Lindu tahun ini diharapkan akan menjadi momentum besar dalam mengangkat potensi lokal dan memperkuat semangat kebersamaan antarwarga. ***